Kamis, 24 September 2009

BIASAKAN BERPIKIR POSITIF


Sebagai manusia lemah, kita cenderung berpikir negatif. Kita gampang menyebut hal negatif yang melekat pada seseorang. Namun disisi lain, kita sulit menyebut hal positif dari seseorang tersebut.
Kalau dibuat tabulasi, maka daftar hal-hal yang negatif itu lebih panjang daripada yang positif.

Lihat saja di sekitar kita, mulai dari keluarga, lingkungan tempat tinggal, komplek, kantor atau pun mitra kerja. Kita gampang menilai hal negatif pada mereka.
Memang sebagai manusia kita diciptakan tidaklah sempurna. Tetapi itu tidak berarti kita menyerah pada pikiran negatif. Tapi bagaimana kita harus membatasi pikiran negatif itu.
Memang kadang pikiran negatif tidak selamanya buruk. Artinya, kita bisa mewaspadai sesuatu sebelum betul-betul terjadi. Misalnya soal perselingkuhan, korupsi, dan banyak lagi yang bisa muncul di pikiran terutama menyangkut pekerjaan.
Pikiran seperti itu dalam takaran tertentu baik. Kita bisa membantu mencegah agar sesuatu itu tidak terjadi. Misalnya tadi seperti perselingkuhan.
Kecurigaan itu boleh-boleh saja sebagai upaya berjaga-jaga. Tapi harus diingat, kita mesti bisa membatasi pikiran negatif itu. Kita tidak boleh curiga tanpa bukti yang jelas. Jangan membiarkan pikiran negatif itu meracuni diri kita terutama dalam keluarga, lingkungan maupun dalam pekerjaan. Bila pikiran negatif itu terus dikembangkan, akibatnya bisa fatal.
Kita harus bisa mengendalikan pikiran negatif itu. Kita harus membiasakan diri dengan berpikir rasional. Manakala pikiran negatif muncul, kita harus melatih diri kita untuk berpikir rasional, berpikir jernih, menimbang dan mencoba mencari bukti atau penjelasan yang logis. Terutama tentang hal yang mendorong terjadinya hal negatif tadi.

Kita mesti sadari bahwa banyak hal di dunia ini memiliki sisi positif dan negatif, ada kelebihan dan ada kekurangan. Penyadaran tentang dua sisi ini dapat membantu agar tidak berat sebelah. Tidak terlalu memuji atau mengagungkan sesuatu, dan tidak terlalu merendahkan atau meremehkan sesuatu.
Menyadari kedua sisi secara utuh dapat mempersiapkan kita memutuskan dengan bijak dan menerima risiko. Artinya, kita tidak hanya asal curiga, tapi harus mawas diri (mengevaluasi diri sendiri).
Berpikir positif berarti menggunakan cara pandang yang positif. Misalnya, belajar dari pengalaman. Hikmah apa yang bisa diambil dari pengalaman itu. Dengan berpikir positif, kita tidak lagi terpaku pada kekuatiran, kecurigaan, kecemburuan,kesedihan, kedukaan atau bahkan kehancuran yang bakal terjadi. Tetapi kita dapat melihat hal-hal yang lebih berarti, yaitu pelajaran hidup yang dapat mengembangkan atau mengubah kehidupan kita ke arah yang lebih baik.

Nah, pendek kata, siapa pun kita, kapan dan di manapun berada, ketika pikiran negatif mulai muncul, bersiaplah membatasinya dengan pikiran yang rasional, yakni pikiran positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah dibaca jangan lupa posting komentarnya ya...terimakasih